Download Makalah ini Disini Gratis
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Pembaharuan Pemikiran Modern Dalam Islam
Kata “
Pembaharuan ” merupakan terjemahan dari kata “ modern ” dalam bahasa Inggris
dan “ Tajdid ” dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Indonesia juga telah lazim
digunakan kata modern, modernisasi, modernisme, dan modernitas.[1]
Kata pembaharuan
islam mempunyai makna “ Modernisasi “, yaitu ajaran islam
yang bersifat relative dan terbuka untuk pembaharuan serta perubahan. Tajdid
secara harfiah berarti pembaharuan, pelakaunya disebut Mujaddin. Sedangkan
menurut istilah berarti pembaruan dalam keberagaman, baiik berbentuk pemikiran
maupun gerakan sebagai reaksi terhadapo tantangan-tantangan internal/ekstenal
yang menyangkut keyakinan dan urusan sosial umat.[2]
Banyak sekali
peristilahan yang digunakan para penulis yang dalam bahasa Indonesia berkonotasi
pembaharuan, umpamanya tajdid, ishlah, reformasi, ‘ashriyah, modernisasi,
revivalisasi, resurgensi (resurgence), reassersi (reassertion), renaisans, dan
fundamentalis. Peristilahan seperti ini timbul, bukan sekedar perbedaan
semantik belaka, akan tetapi dilihat dari isi pembaharuan itu sendiri[3].
1.Tajdid, Ishlah, dan Reformasi
Tajdid sering diartikan sebagai ishlah dan reformasi;
karena itu, gerakannya disebut gerakan tajdid, gerakan ishlah, dan gerakan
reformasi. Tajdid menurut bahasa al-i’adah wa al-ihya’, mengembalikan dan
menghidupkan. Tajdid al-din, berarti mengembalikannya kepada apa yang pernah
ada pada masa salaf, generasi muslim awal. Tajdid al-Din menurut istilah ialah
menghidupkan dan membangkitkan ilmu dan amal yang telah diterangkan oleh
al-Quran dan al-Sunnah.
2.‘Ashriyah dan
Modernisasi
Istilah modernisasi atau ashriyah (Arab)
diberikan oleh kaum Orientalis terhadap gerakan Islam tersebut di atas tanpa
membedakan isi gerakan itu sendiri. Modernisasi, dalam masyarakat Barat,
mengandung arti fikiran, aliran, gerakan dan usaha-usaha untuk merubah
faham-faham, adat istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagai-nya untuk
disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern.[4]
Tatkala umat Islam kontak dengan Barat, maka modernisasi dari Barat membawa
kepada ide-ide baru ke dunia Islam, seperti rasionalisme, nasionalisme,
demok-rasi, dan lain sebagainya.
3.Revivalisasi, Resurgensi, Renaisans, Reasersi
Renaisans, jika hanya diartikan secara umum nampaknya
membangkitkan kembali ke masa-masa yang sudah ketinggalan zaman, bahkan ada
konotasi menghidupkan kembali masa jahiliyah, sebagaimana renaisans di Eropa
yang berarti meng-hidupkan kembali peradaban Yunani. Jika istilah ini terpaksa
digunakan, maka Renaisans Islam harus berarti tajdid .
Demikianlah istilah tajdid, pembaharuan, yaitu dikemukakan
oleh para ahli, mereka bukan hanya sekedar berbeda pendapat dalam hal istilah
yang digunakan, akan tetapi dalam makna dan isi pembaharuan itu sendiri.
B. Latar Belakang Pembaharuan Dalam Islam
Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang
bagi umat Islam. Abad inilah daerahdaerah Islam meluas di barat melalui Afrika
Utara sampai Spanyol, di TimurMelalui Pesia sampai India. Daerah-daerah ini
kepada kekuasaan kholifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian
di Damaskus, dan terakhir di Bagdad. Dabad ini lahir para pemikir dan ulama
besar seperti Maliki, Syafi’I, Hanafi, dan Hambali. Dengan lahirnya pemikiran
para ulama besar itu, maka ilmu pengetahuan lahir dan berkembang dengan pesat
sampai ke puncaknya, baik dalam bidang agama,non agama maupun dalam bidang
kebudayaan lainnya. Memasuki benua Eropa melalui Spanyol dan Sisilia, dan
inilah yang menjadi dasar dari ilmu pengetahuan yangmenguasai alam pikiran
orang barat (Eropa) pada abad selanjutnya.
Di pandang dari segi sejarah kebudayaan, maka
maka tugas memelihara dan menyebarkan ilmu pengetahuan itu tidaklah kecil
nilainya dibanding dengan mencipta ilmu pengetahuan. Di antara yang mendorong
timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam adalah:
Pertama,paham tauhid yang dianut kaum muslimin
telah bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh
tarekat-tarekat, pemujaan terhadap orang-orang yang suci dan hal lain yang
membawa kepada kekufuran.
Kedua, sifat jumud membuat umat Islam berhenti
berfikir dan berusaha, umat Islam maju di zaman klasik karena mereka
mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu selama umat Islam masih bersifat
jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak mungkin mengalami
kemajuan, untuk itu perlu adanya pembaharuan yang berusaha memberantas
kejumudan.
Ketiga, umat Islam selalu berpecah belah, maka
umat Islam tidaklah akan mengalami kemajuan. Umat Islam maju karena adanya
persatuan dan kesatuan, karena adanya persaudaran yang diikat oleh tali ajaran
Islam. Maka untuk mempersatukan kembali umat Islam bangkitlah suatu gerakan
pembaharuan.
Keempat, hasil dari kontak yang terjadi antara
dunia Islam dengan Barat. Dengan adanya kontak ini umat Islam sadar bahwa
mereka mengalami kemunduran dibandingkan dengan Barat, terutama sekali ketika
terjadinya peperangan antara kerajaan Usmani dengan negara-negara Eropa, yang
biasanya tentara kerajaan Usmani selalu memperoleh kemenangan dalam peperangan,
akhirnya mengalami kekalahan-kekalahan di tangan Barat, hal ini membuat
pembesar-pembesar Usmani untuk menyelidiki rahasia kekuatan militer Eropa yang
aru muncul. Menurut mereka rahasianya terletak pada kekuatan militer modern
yang dimiliki Eropa, sehingga pembaharuan dipusatkan di dalam lapangan militer,
namun pembaharuan di bidang lain disertakan pula.
Pembaharuan dalam Islam berbeda dengan
renaisans Barat. Kalau renaisans Barat muncul dengan menyingkirkan agama, maka
pembaharuan dalam Islam adalah sebaliknya, yaitu untuk memperkuat prinsip dan
ajaran-ajaran Islam kepada pemeluknya. Memperbaharui dan menghidupkan kembali
prinsip-prinsip Islam yang dilalaikan umatnya. Oleh karena itu pembaharuan
dalam Islam bukan hanya mengajak maju kedepan untuk melawan segala kebodohan
dan kemelaratan tetapi juga untuk kemajuan ajaran-ajaran agama Islam itu.
